Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Partai Republik Desak AS Keluar Dari NATO

Rabu, 05 Maret 2025 | Maret 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-05T07:46:16Z

"relik Perang Dingin" Seorang Anggota DPR dari Partai Republik Thomas Massie

Amerika Serikat - INGATKEMBALIcom: Sejumlah politisi Partai Republik mendorong Amerika Serikat (AS) untuk keluar dari Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). CEO Tesla dan SpaceX, sekaligus pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan AS, Elon Musk, juga mendukung gagasan tersebut.


Melansir dari Fox News, Rabu, 05 Maret 2025, usulan ini diberikan setelah pertemuan darurat NATO dengan Ukraina di London. Pertemuan itu digelar tanpa kehadiran AS. 


Senator Mike Lee dari Partai Republik secara terbuka mendukung penarikan AS dari NATO. Ia menyatakan jika NATO bisa berjalan tanpa AS, maka AS sebaiknya keluar dari aliansi tersebut. 


Selain itu, ia mengkritik bahwa NATO tidak memberikan kesepakatan perdagangan yang menguntungkan bagi AS. Dukungan juga datang dari anggota DPR Thomas Massie, yang menyebut NATO sebagai "relik Perang Dingin" yang sudah tidak relevan. 


Elon Musk turut menambah bobot gerakan ini dengan menyatakan persetujuannya terhadap gagasan agar AS keluar dari NATO dan PBB. Dorongan agar AS meninggalkan NATO muncul di tengah kebuntuan negosiasi perdamaian Ukraina. 


Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terus berupaya agar negaranya menjadi anggota NATO sejak invasi Rusia pada 2022. Namun, upaya ini mendapat hambatan besar setelah Presiden Donald Trump mengusir Zelenskyy dari Gedung Putih pekan lalu.


Secara hukum, menarik AS keluar dari NATO memerlukan persetujuan Kongres. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Otorisasi Pertahanan 2024, keputusan ini hanya bisa diambil dengan dukungan minimal 60 senator. 


Alternatif lainnya adalah melalui pengesahan undang-undang di Kongres. Scott Anderson, peneliti dari Brookings Institution, mengatakan bahwa keputusan ini berpotensi memicu pertempuran hukum.


Menurutnya, anggota militer AS atau warga yang memiliki properti di negara-negara NATO bisa menempuh jalur hukum menentang kebijakan tersebut. Survei dari Pew Research Center pada 2024 menunjukkan bahwa mayoritas warga AS masih mendukung keberadaan NATO. 


Sebanyak 58% responden menyatakan pandangan positif terhadap aliansi ini. Sementara itu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mendorong negara-negara sekutu NATO untuk meningkatkan kontribusi mereka terhadap pertahanan aliansi. 


Dalam pertemuan NATO di Brussels pada Februari lalu, Hegseth menyebut NATO sebagai aliansi pertahanan paling sukses dalam sejarah. Namun, ia menegaskan bahwa negara-negara anggota harus berbuat lebih banyak untuk pertahanan Eropa.


Lebih dari 50 persen dana NATO berasal dari AS. Sementara negara-negara sekutu seperti Inggris, Prancis, dan Jerman hanya menyumbang antara 4 persen hingga 8 persen.(Na/By/Sa/Ar/Na) 


Copyright © INGATKEMBALIcom 2025