Jakarta - INGATKEMBALIcom: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan, Just Energy Transition Partnership (JETP) tetap berlanjut meski tanpa dukungan Amerika Serikat. Kemitraan sembilan negara untuk mendukung transisi energi di Indonesia ini, kini dibawah komando Jepang dan Jerman.
"Pertemuan ini menegaskan komitmen Japan dan German untuk menjadi co-lead JETP, meski AS mundur," ujar Menko Airlangga dalam keterangan pers usai pertemuan dengan anggota JETP di kantornya, Jakarta, Senin (24/3/2024).
Target JETP, mendukung transisi energi di Indonesia menuju net zero emission tahun 2060 atau lebih cepat. "Organisasi internasional lainnya seperti World Bank dan Uni Eropa juga memberikan dukungannya," ucap Menko Airlangga.
Dalam hal ini, target Indonesia mengurangi emisi karbon hingga tahun 2030 tidak berubah. Yakni 31,98 persen secara mandiri dan 43 persen dengan dukungan internasional.
"Untuk mencapai target tersebut pemerintah telah membentuk satuan tugas (Satgas) transisi energi dan ekonomi hijau. Satgas tersebut memiliki empat kelompok kerja," ucap Menko Airlangga.
Empat kelompok kerja itu terdiri dari energi hijau, industri hijau, komitraan dan investasi hijau. Serta pengembangan sosial ekonomi dan sumber daya manusia.
Menurut Menko Perekonomian, komitmen JETP berupa pembiayaan transisi energi di Indonesia sebesar USD20 miliar, juga tidak berubah. Sejauh ini implementasinya berupa 54 proyek dengan komitmen pendanaan internasional sebesar USD1,1 miliar.
Juga ada 9 proyek dengan pendanaan dalam bentuk pinjaman atau ekuitas. Serta 45 proyek menerima hibah USD233 juta dolar.
"Selain itu International Partner Group (IPG) mengamankan jaminan sebesar 1 miliar dolar melalui Multateral Development Banks Guarantee. Jaminan ini lebih mempercepat pelaksanaan proyek-proyek transisi ke energi bersih," ujar Menko Airlangga.
Beberapa proyek yang menjadi perhatian JETP adalah proyek geotermal di Muara Laboh Sumatera Barat. Proyek lainnya yang masih dalam pipeline antara lain photovoltage di Saguling dan proyek dekarbonisasi di Cirebon.
"Proyek waste to energy yang diusulkan masuk pipeline JETPI adalah proyek di Legok Nangka di Jawa Barat. Proyek Muara Laboh, diharapkan sudah dapat beroperasi tahun 2027," kata Menko Airlangga.
Selanjutnya, tambah Menko, pemerintah akan melakukan kordinasi antar kementerian dan mendorong percepatan pencairan pendanaan. "Pemantauan dan evaluasi berbasis digital akan dilakukan dan para pemangku kepentingan juga bisa perkembangannya," ujarnya lagi.
JETPI dibentuk sebagai bagian dari hasil pertemuan para pemimpin dunia dalam KTT G20 di Bali tahun 2022. Negara mitra JETP antara lain Jepang, Jerman, Inggris, Denmark, Norwegia, Prancis, Kanada dan Italia.(Na/By/Sa/Ar/Na)
Copyright © INGATKEMBALIcom 2025